AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
Virus imunodifisiensi manusia (bahasa Inggris: human immunodeficiency virus; HIV )
adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS.Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas)
tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain,
kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem
imun.
Sejarah
Pada tahun 1983, Jean Claude Chermann
dan Françoise Barré-Sinoussi dari Perancis berhasil mengisolasi HIV untuk
pertama kalinya dari seorang penderita sindrom limfadenopati.Pada awalnya, virus itu disebut ALV (lymphadenopathy-associated
virus).Bersama dengan Luc Montagnier, mereka membuktikan bahwa virus tersebut
merupakan penyebab AIDS.Pada awal tahun 1984, Robert Gallo dari Amerika Serikat juga meneliti tentang virus penyebab
AIDS yang disebut HTLV-III.Setelah diteliti lebih lanjut, terbukti bahwa ALV
dan HTLV-III merupakan virus yang sama dan pada tahun 1986, istilah yang
digunakan untuk menyebut virus tersebut adalah HIV, atau lebih spesifik lagi
disebut HIV-1.
Tidak lama setelah HIV-1
ditemukan, suatu subtipe baru ditemukan di Portugal dari pasien yang berasal dari Afrika Barat dan kemudian disebut HIV-2.Melalui kloning
dan analisis sekuens (susunan genetik), HIV-2 memiliki perbedaan sebesar 55%
dari HIV-1 dan secara antigenik berbeda.Perbedaan terbesar lainnya antara kedua
strain (galur) virus tersebut terletak pada glikoprotein selubung.Penelitian
lanjutan memperkirakan bahwa HIV-2 berasal dari SIV (retrovirus yang
menginfeksi primata) karena adanya kemiripan sekuens dan
reaksi silang antara antibodi terhadap kedua jenis virus tersebut.
Kedua spesies HIV yang
menginfeksi manusia (HIV-1 dan -2) pada mulanya berasal dari Afrika barat dan
tengah, berpindah dariprimata ke manusia dalam sebuah proses yang
dikenal sebagai zoonosis.HIV-1 merupakan hasil evolusi dari simian
immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam subspesies simpanse, Pan troglodyte troglodyte.
Sedangkan, HIV-2 merupakan spesies virus hasil evolusi strain SIV yang berbeda
(SIVsmm), ditemukan pada Sooty mangabey, monyet dunia lamaGuinea-Bissau.Sebagian besar infeksi HIV di dunia
disebabkan oleh HIV-1 karena spesies virus ini lebih virulen dan lebih mudah
menular dibandingkan HIV-2.Sedangkan, HIV-2 kebanyakan masih terkurung di
Afrika barat.Berdasarkan susuanan genetiknya, HIV-1 dibagi menjadi tiga
kelompok utama, yaitu M, N, dan O.Kelompok HIV-1 M terdiri dari 16 subtipe yang
berbeda.Sementara pada kelompok N dan O belum diketahui secara jelas jumlah
subtipe virus yang tergabung di dalamnya.Namun, kedua kelompok tersebut
memiliki kekerabatan dengan SIV dari simpanse.HIV-2 memiliki 8 jenis subtipe
yang diduga berasal dari Sooty mangabey yang berbeda-beda.Apabila beberapa
virus HIV dengan subtipe yang berbeda menginfeksi satu individu yang sama, maka
akan terjadi bentuk rekombinan sirkulasi (circulating recombinant forms -
CRF) (bahasa Inggris: circulating recombinant form, CRF). Bagian dari genom
beberapa subtipe HIV yang berbeda akan bergabung dan membentuk satu genom utuh
yang baru.Bentuk rekombinan yang pertama kali ditemukan adalah rekombinan AG
dari Afrika tengah dan barat, kemudian rekombinan AGI dari Yunani danSiprus, kemudian rekombinan AB dari Rusia dan AE dari Asia tenggara.Dari seluruh infeksi HIV yang terjadi di dunia, sebanyak 47%
kasus disebabkan oleh subtipe C, 27% berupa CRF02_AG, 12,3% berupa subtipe B,
5.3% adalah subtipe D dan 3.2% merupakan CRF AE, sedangkan sisanya berasal dari
subtipe dan CRF lain.
Struktur dan Materi Genetik
HIV memiliki diameter 100-150 nm dan
berbentuk sferis (spherical) hingga oval karena bentuk selubung yang
menyelimuti partikel virus (virion) Selubung virus berasal dari membran
sel inang yang sebagian besar tersusun dari lipida.Di dalam selubung terdapat
bagian yang disebut protein matriks. Bagian internal dari HIV terdiri dari dua
komponen utama, yaitu genom dan kapsid.Genom adalah materi genetik pada bagian
inti virus yang berupa dua kopi utas tunggal RNA.Sedangkan, kapsid adalah protein
yang membungkus dan melindungi genom.
Berbeda dengan sebagian besar retrovirus
yang hanya memiliki tiga gen (gag, pol, dan env),
HIV memiliki enam gen tambahan (vif, vpu, vpr, tat, ref, dan nef).Gen-gen
tersebut disandikan oleh RNA virus yang berukuran 9 kb. Kesembilan gen tersebut
dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan fungsinya, yaitu gen penyandi
protein struktural (Gag, Pol, Env), protein regulator (Tat, Rev), dan gen
aksesoris (Vpu hanya pada HIV-1, Vpx hanya pada HIV-2; Vpr, Vif, Nef).
Nama Gen dan Protein yang disandikan
|
Ukuran
|
Lokalisasi
|
Fungsi
|
Tat (trans-aktivator transkripsi)
|
86 asam amino (AA), 2 ekson, 14 kDalton
|
nukleus, nukleolus, protein awal
|
Penting untuk replikasi; Trans-aktivasi ekspresi mRNA virus, mengatur
ekspresi sitokin dan reseptor. [13]
|
Rev (regulator ekspresi protein virus)
|
116 AA, 2 ekson, 19 kDalton
|
Penting untuk replikasi; mengatur transkripsi dan ekspresi protein Gag, Pol, Env, Vif, Vpu, dan Vpr.[13]
|
|
Vif (faktor infektivitas virus)
|
192 AA, 23 kDalton
|
||
Vpr (Protein R virus)
|
96-106 AA, 10-15 kDalton
|
komponen dari inti virus dan kompleks membran
|
Mediasi replikasi di sel yang tidak membelah[13]
|
Vpx (Protein X virus)
|
112 AA, 12-16 kDalton
|
komponen virion
|
Berfungsi seperti Vpr[13]
|
Vpu (Protein U virus)
|
81 AA (terfosforilasi), 9,2 & 16 kDalton
|
retikulum endoplasma, protein transmembran
|
|
Nef (Faktor Negatif)
|
206 AA, 27 kDalton
|
virion, sitoplasma, nukleus
|
SIKLUS HIDUP

Seperti virus lain pada umumnya, HIV hanya
dapat bereplikasi dengan memanfaatkan sel inang. Siklus hidup HIV diawali
dengan penempelan partikel virus (virion) dengan reseptor pada permukaan sel
inang, di antaranya adalah CD4, CXCR5, dan CXCR5. Sel-sel yang menjadi target
HIV adalah sel dendritik, sel T, dan makrofaga.Sel-sel tersebut terdapat pada permukaan
lapisan kulit dalam (mukosa) penis, vagina, dan oral yang biasanya menjadi tempat awal infeksi HIV.Selain itu, HIV juga
dapat langsung masuk ke aliran darah dan masuk serta bereplikasi di noda limpa.
Setelah
menempel, selubung virus akan melebur (fusi) dengan membran sel sehingga isi
partikel virus akan terlepas di dalam sel.Selanjutnya, enzim transkriptase balik yang dimiliki HIV akan mengubah genom virus yang berupa RNA menjadi
DNA.Kemudian, DNA virus akan dibawa ke inti sel manusia sehingga dapat menyisip
atau terintegrasi dengan DNA manusia. DNA virus yang menyisip di DNA manusia
disebut sebagai provirus dan dapat bertahan cukup lama di dalam sel.Saat sel
teraktivasi, enzim-enzim tertentu yang dimiliki sel inang akan memproses provirus
sama dengan DNA manusia, yaitu diubah menjadi
mRNA.Kemudian, mRNA akan dibawa keluar dari inti sel dan menjadi
cetakan untuk membuat protein dan enzim HIV.[14] Sebagian RNA dari provirus yang
merupakan genom RNA virus.Bagian genom RNA tersebut akan dirakit dengan protein
dan enzim hingga menjadi virus utuh.Pada tahap perakitan ini, enzim protease virus berperan penting untuk
memotong protein panjang menjadi bagian pendek yang
menyusun inti virus.Apabila HIV utuh telah matang, maka virus tersebut dapat
keluar dari sel inang dan menginfeksi sel berikutnya. Proses pengeluaran virus
tersebut melalui pertunasan (budding), di mana virus akan mendapatkan selubung
dari membran permukaan sel inang.
Seorang wanita sedang menggunakan alat tes HIV.
Umumnya, ada tiga tipe deteksi HIV, yaitu
tes PCR, tes antibodi HIV, dan tes antigen HIV. Tes reaksi berantai polimerase (PCR) merupakan teknik deteksi berbasis asam nukleat (DNA dan RNA) yang
dapat mendeteksi keberadaan materi genetik HIV di dalam tubuh manusia.Tes ini
sering pula dikenal sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat
(HIV NAAT).PCR DNA biasa merupakan metode kualitatif yang hanya bisa mendeteksi
ada atau tidaknya DNA virus.Sedangkan, untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan
dengan metode real-time PCR yang merupakan metode
kuantitatif.Deteksi asam nukleat ini dapat mendeteksi keberadaan HIV pada 11-16
hari sejak awal infeksi terjadi.Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi HIV
pada bayi yang baru lahir, namun jarang digunakan pada individu dewasa karena
biaya tes PCR yang mahal dan tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil
tes ini lebih tinggi bila dibandingkan tes lainnya.
Untuk mendeteksi HIV pada orang dewasa,
lebih sering digunakan tes antibodi HIV yang murah dan akurat.Seseorang
yang terinfeksi HIV akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi
tersebut.Tes antibodi HIV akan mendeteksi antibodi yang terbentuk di darah, saliva
(liur), dan urin.Sejak tahun 2002, telah dikembangkan suatu penguji cepat (rapid
test) untuk mendeteksi antibodi HIV dari tetesan darah ataupun sampel liur
(saliva) manusia.Sampel dari tubuh pasien tersebut akan dicampur dengan larutan
tertentu. Kemudian, kepingan alat uji (test strip) dimasukkan dan
apabila menunjukkan hasil positif maka akan muncul dua pita berwarna ungu
kemerahan.Tingkat akurasi dari alat uji ini mencapai 99.6%, namun semua hasil
positif harus dikonfirmasi kembali dengan ELISA.Selain ELISA, tes antibodi HIV lain yang dapat digunakan untuk pemeriksaan
lanjut adalah Western blot.
Tes
antigen dapat mendeteksi antigen (protein P24) pada HIV yang memicu respon
antibodi.Pada tahap awal infeksi HIV, P24 diproduksi dalam jumlah tinggi dan
dapat ditemukan dalam serum darah.Tes antibodi dan tes antigen digunakan secara
berkesinambungan untuk memberikan hasil deteksi yang lebih akurat dan lebih
awal.Tes ini jarang digunakan sendiri karena sensitivitasnya yang rendah dan
hanya bisa bekerja sebelum antibodi terhadap HIV terbentuk.
Penularan dan Pencegahan
HIV dapat ditularkan melalui injeksi
langsung ke aliran darah, serta kontak membran mukosa atau jaringan yang terlukan dengan
cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV.Cairan tertentu itu
meliputi darah, semen, sekresi vagina, dan ASI.Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan
seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena,
transfusi dan transplantasi, serta paparan
pekerjaan.
Hubungan seksual
Menurut data WHO, pada tahun 1983-1995, sebanyak 70-80% penularan HIV dilakukan melalui
hubungan heteroseksual, sedangkan 5-10% terjadi melalui hubungan homoseksual.
Kontak seksual melalui vagina dan anal memiliki resiko yang lebih besar untuk
menularkan HIV dibandingkan dengan kontak seks secara oral.Beberapa faktor lain
yang dapat meningkatkan resiko penularan melalui hubungan seksual adalah
kehadiran penyakit menular seksual, kuantitas beban virus, penggunaan douche. Seseorang yang menderita penyakit menular seksual
lain (contohnya: sifilis, herpes genitali, kencing nanah, dsb.) akan lebih mudah menerima dan
menularkan HIV kepada orang lain yang berhubungan seksual dengannya.Beban virus merupakan jumlah virus aktif yang ada di dalam tubuh. Penularah
HIV tertinggi terjadi selama masa awal dan akhir infeksi HIV karena beban virus
paling tinggi pada waku tersebut. Pada rentan waktu tersebut, beberapa orang
hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali.Penggunaan
douche dapat meningkatkan resiko penularan HIV karena menghancurkan bakteri baik di sekitar vagina dan anus yang
memiliki fungsi proteksi.Selain itu, penggunaan douche setelah berhubungan
seksual dapat menekan bakteri penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh dan
mengakibatkan infeksi.
Pencegahan
HIV melalui hubungan seksual dapat dilakukan dengan tidak berganti-ganti
pasangan dan menggunakan kondom.Cara pencegahan lainnya adalah dengan melakukan hubungan seks tanpa
menimbulkan paparan cairan tubuh.Untuk menurunkan beban virus di dalam saluran
kelamin dan darah, dapat digunakan terapi anti-retroviral.
Ibu ke anak (transmisi perinatal)
Penularan HIV dari ibu ke anak dapat
terjadi melalui infeksi in utero, saat proses persalinan, dan
melalui pemberian ASI.Beberapa faktor maternal dan eksternal lainnya dapat
mempengaruhi transmisi HIV ke bayi, di antaranya banyaknya virus dan sel imun
pada trisemester pertama, kelahiran prematur, dan lain-lain.Penurunan sel imun
(CD4+) pada ibu dan tingginya RNA virus dapat meningkatkan resiko penularan HIV
dari ibu ke anak. Selain itu, sebuah studi pada wanita hamil di Malawi dan AS
juga menyebutkan bahwa kekurangan vitamin A dapat meningkatkan risiko infeksi
HIV. Risiko penularan perinatal dapat dilakukan dengan persalinan secara
caesar, tidak memberikan ASI, dan pemberian AZT pada masa akhir kehamilan dan
setelah kelahiran bayi.Di sebagian negara berkembang, pencegahan pemberian ASI
dari penderita HIV/AIDS kepada bayi menghadapi kesulitan karena harga susu formula
sebagai pengganti relatif mahal.Selain itu, para ibu juga harus memiliki akses
ke air bersih dan memahami cara mempersiapan susu formula yang tepat.
Lain-lain
Cara efektif lain untuk penyebaran virus
ini adalah melalui penggunaan jarum atau alat suntik yang
terkontaminasi, terutama di negara-negara yang kesulitan dalam sterilisasi alat
kesehatan.Bagi pengguna obat intravena (dimasukkan melalui pembuluh darah), HIV dapat dicegah dengan menggunakan
jarum dan alat suntik yang bersih.Penularan HIV melalui transplantasi dantransfusi hanya menjadi penyebab sebagian
kecil kasus HIV di dunia (3-5%).Hal ini pun dapat dicegah dengan melakukan
pemeriksaan produk darah dan transplan sebelum didonorkan dan menghindari donor
yang memiliki resiko tinggi terinfeksi HIV.
Penularan dari pasien ke petugas kesehatan
yang merawatnya juga sangat jarang terjadi (< 0.0001% dari keseluruhan kasus
di dunia).Hal ini dicegah dengan memeberikan pengajaran atau edukasi kepada
petugas kesehatan, pemakaian pakaian pelindung, sarung tangan, dan pembuangan alat dan bahan yang telah
terkontaminasi sesuai dengan prosedur.Pada tahun 2005, sempat diusulkan untuk
melakukan sunat dalam rangka pencegahan HIV. Namun menurut WHO,
tindakan pencegahan tersebut masih terlalu awal untuk direkomendasikan.
Ada beberapa jalur penularan yang
ditakutkan dapat menyebarkan HIV, yaitu melalui ludah, gigitan nyamuk, dan kontak sehari-hari (berjabat tangan, terekspos
batuk dan bersin dari penderita HIV, menggunakan toilet dan alat makan bersama, berpelukan).Namun, CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) menyatakan bahwa
aktivitas tersebut tidak mengakibatkan penularan HIV.Beberapa aktivitas lain
yang sangat jarang menyebabkan penularan HIV adalah melalui gigitan manusia dan
beberapa tipe ciuman tertentu.Sub-Sahara Afrika tetap merupakan daerah yang
paling parah terkena HIV di antara kaum perempuan hamil pada usia 15-24 tahun
di sejumlah negara di sana. Ini diduga disebabkan oleh banyaknya penyakit kelamin, praktik menoreh tubuh, transfusi darah, dan buruknya tingkat kesehatan dan gizi di sana.
Virus HIV tidak menular melalui :
·
Bersalaman, berpelukan
·
Berciuman
·
Batuk, bersin
·
Memakai peralatan rumah tangga seperti
alat makan, telepon, kamar mandi, kamar tidur, dll.
·
Gigitan nyamuk
·
Bekerja, bersekolah, berkendaraan
bersama
·
Memakai fasilitas umum misalnya kolam
renang, WC umum, sauna, dll.
HIV tidak dapat menular melalui udara.
Virus ini juga cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini dapat dibunuh
jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach)
seperti Bayclin atau Chlorox, atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat
diserap oleh kulit yang tidak luka.(source : makhluksurga.blogspot.com)
Ciri-ciri mengidap HIV AIDS
Ciri-ciri mengidap penyakit HIV AIDS - AIDS
disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human Immunodeficiency Virus. Apabila
anda terinfeksi HIV, maka tubuh anda akan mencoba untuk melawan infeksi
tersebut. Tubuh akan membentuk “antibodi”, yaitu molekul-molekul khusus untuk
melawan HIV.
Tes darah untuk HIV berfungsi untuk
mencari keberadaan antibodi tersebut. Apabila anda memiliki antibodi ini dalam
tubuh anda, maka artinya anda telah terinfeksi HIV. Orang yang memiliki
antibodi HIV disebut ODHA. Harus diingat bahwa seseorang yang mengidap HIV
biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda selama paling sedikit beberapa bulan
sampai beberapa tahun.
Ciri-ciri
HIV AIDS Pada orang dewasa, adalah :
·
Kehilangan 10% dari berat badan lebih
dari satu bulan tanpa penyebab.
·
Diare lebih dari satu bulan.
·
Demam yang berlangsung selama lebih dari
satu bulan baik konstan atau datang dan pergi
Pada orang dewasa, 5 tanda minor AIDS adalah:
·
Batuk kering yang tidak sembuh-sembuh.
·
Kulit gatal di seluruh tubuh.
·
Herpes zoster (mirip cacar air, atau
disebabkan virus yang juga mengakibatkan cacar air, virus herpes) yang tidak
kunjung sembuh.
·
Candidiasis, yang putih, mengangkat ruam
pada mulut, lidah, atau tenggorokan.
·
Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak,
atau selangkangan) dengan atau tanpa infeksi aktif.
Orang dewasa dapat didiagnosis
mengidap AIDS, jika memiliki minimal 2 tanda-tanda utama dan satu tanda
minor. Tapi, itu sudah cukup untuk membuat diagnosis AIDS jika seseorang
mengidap kanker kulit (disebut Karposi, yang biasanya kemerah-merahan, ungu,
atau bintik-bintik hitam pada kulit yang dapat menjadi besar dan menyakitkan)
atau kriptokokal meningitis (infeksi pada meliputi otak yang menyebabkan demam,
leher kaku, sakit kepala, kebingungan, dan ketidakmampuan untuk bangun).
Ciri-ciri
HIV AIDS Pada anak-anak, 3 adalah:
·
Berat badan, atau pertumbuhan lambat.
·
Diare berat selama 14 hari atau lebih.
·
Demam selama lebih dari satu bulan.
Pada anak-anak, 5 tanda minor AIDS adalah:
·
Kulit gatal di seluruh tubuh.
·
Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak,
atau selangkangan).
·
Candidiasis (bintik-bintik putih) di
dalam mulut, lidah, atau tenggorokan.
·
Infeksi pada telinga, tenggorokan, dan
infeksi lainnya.
·
Batuk yang tidak sembuh-sembuh.
# Tanda dan Gejala
Penyakit AIDSPenderitaSeseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan
umumnya tidak memberikantanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami
demam selama 3 sampai 6minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak
virus HIV tersebut.Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan
tetap sehat dalambeberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah
hingga jatuh sakitkarena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat
kepastian adalahdengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang
merasa telahmelakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.Adapun tanda
dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranyaadalah seperti
dibawah ini :1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti
nafas sejenak,batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus
lainnya (Pneumonia).Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS
diduga sebagai TBC.2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda
dan gejalaseperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami
penyakit jamurpada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang
kronik.3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting
syndrome,yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena
gangguan padasistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal
sebagai Malnutrisitermasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan
pada sistem pencernaanyang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan
lemah kurang bertenaga.4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada
persyarafan central yangmengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah
berkonsentrasi, sering tampakkebingungan dan respon anggota gerak melambat.
Pada system persyarafan ujung(Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan
pada telapak tangan dan kaki,reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi
darah rendah dan Impoten.5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita
mengalami serangan virus cacarair (herpes simplex) atau carar api (herpes
zoster) dan berbagai macam penyakitkulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
jaringan kulit. Lainnya adalah mengalamiinfeksi jaringan rambut pada kulit
(Folliculities), kulit kering berbercak (kulitlapisan luar retak-retak) serta
Eczema atau psoriasis.6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita
seringkali mengalamipenyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV. Lukapada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan
dibandingkan Pria maka wanitalebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit
cacar. Lainnya adalah penderitaAIDS wanita banyak yang mengalami peradangan
rongga (tulang) pelvic dikenalsebagai istilah pelvic inflammatory disease (PID) dan mengalami
masa haid yang
tidak teratur (abnormal).Ditulis
dalam Gejala dan Pencegahan Virus Berbahaya Pada Manusia | Tag: HIV-AIDS,Gejala
AIDS, Gejala Virus AIDS, Gejala Virus HIV-AIDS, Tanda dan Gejala AIDS,Gejala
HIV-AIDS, Penyakit AIDS, Virus AIDS.J
KESIMPULAN
Kondisi yang diperlukan untuk penularan HIV
adalah HIV harus masuk
ke dalam aliran darah. HIV sangat rapuh dan cepat mati di luar
tubuh manusia.
Virus ini juga sensitif terhadap panas dan tidak kuat hidup pada
suhu di atas
60 derajat celsius. Untuk dapat tertular, maka jumlah virus HIV
harus cukup
banyak. HIV terdapat di hampir seluruh cairan tubuh manusia
seperti keringat,
air ludah, air mata, darah, cairan sperma, cairan vagina. Hanya
saja pada
keringat, air ludah, dan air mata konsentrasinya tidak cukup
tinggi untuk
menularkan HIV. Cairan yang dapat menularkan HIV adalah darah,
cairan
sperma, cairan vagina. Penularan terjadi jika ada salah satu
dari cairan tadi
mengandung virus HIV.J