PANTAI SINE
Pantai Sine
berada pada 30 kilometer dari pusat kota tulungagung. Tepatnya pada kecamatan
kalidawir tidak jauh dari pantai popoh. Jalur yang dilewati untuk menuju ke
pantai sine adalah jalur pegunungan. Jadi di perjalanan menuju pantai sine kita
disuguhi pemandangan yang indah. Pantai sine lebih mirip dengan pantai kuta
bali. Hamparan pasirnya yang luas serta pantainya yang indah nan alami. Yang
membedakan pantai kuta dengan pantai sine adalah pesona mataharinya. Kalau
pantai kuta menyajikan sunset (matahari tenggelam), sedangkan pantai sine
memberikan pesona sunrise (matahari terbit).
Pantai sine
merupakan pantai alam yang berbentuk teluk. Di sebelah utara pantai sine
terdapat tebing yang di tebing tersebut terdapat mata air alami dan disebelah
utara pantai sine terdapat hutan yang masih alami dan dilindungi. Selain
menyajikan keindahan alami, Pantai Sine ini juga menyajikan keragaman budaya
lokal masyarakat sekitar, misalnya kesenian wayang kulit yang dipertunjukkan
setiap tanggal satu suro, dan ada juga prosesi larung sesaji yang berguna untuk
menangkal mara bahaya ataupun acara mencuci atau memandikan gaman seperti keris
dan tombak dari para sesepuh masyarakat. Untuk membeli oleh-oleh juga tersedia
di pantai sine. Pasar ikan tradisional dapat dijadikan tempat membeli oleh-oleh
berupa ikan segar dengan harga yang murah.
Masalah yang terjadi di pantai Sine adalah
tidak adanya tempat parkir untuk pengunjung yang datang kesana sehingga kita
terpaksa memarkirkan mobil kita di depan rumah penduduk sekitar.Lalu tidak
adanya WC umum untuk para wisatawan sehingga para wisatawan sangat kebingungan
untuk
mencari
kamar mandi dan menjadikan wisatawan harus menumpang di kamar mandi penduduk
sekitar.Untuk sekedar mencuci tangan pun kita juga sangat kebingungan karena
tidak adanya air bersih.Ketika kita kelaparan dan mencari tempat makan tidak
ada satu tempat makan yang tersedia disana,hanya ada rumah salah satu penduduk
yang siap memasakkan makanan untuk kita tetapi kita harus menunggu cukup lama
karena dia harus memasak terlebih dahulu.Pantai Sine ini kurang peminat karena
tempatnya yang kumuh dan tidak ada tempat untuk membuang sampah.Jalan menuju
Pantai Sinepun juga sangat rusak parah dan terjal,sehingga membuat para
pengunjung takut untuk datang kesana.
Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian
dari pemerintah setempat,mungkin karena tempatnya terpencil.Dan karena masyarakat
sekitar kurang menyadari bahwa Pantai Sine juga dapat menambah ekonomi
masyarakat sekitar.Masyarakat sekitar juga tidak mau menjaga kebersihan Pantai
Sine sehingga menjadikan tempat wisata ini menjadi kumuh.
Seharusnya Pemerintah membangun fasilitas umum
untuk para wisatawan maupun masyarakat sekitar dengan cara Pemerintah membangun
fasilitas umum untuk para wisatawan contohnya WC umum,tempat parkir,tempat
pembuangan sampah,menyediakan air bersih untuk warga sekitar.Pemerintah
setempat juga wajib memperbaiki jalur transportasi menuju Pantai Sine dan
memperbaiki tata ruang desa yang ada disekitar pantai agar lebih menarik
dipandang mata.
Selain dari pemerintah masyarakat juga harus
ikut berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman untuk
para wisatawan.Dengan cara Penduduk sekitar ikut memperhatikan dan menjaga
kebersihan dengan membuang sampah di tempatnya dan membersihkan lingkungan
sekitar pantai tersebut.Penduduk sekitar membangun tempat membeli oleh-oleh dan
warung-warung kecil untuk para wisatawan karena
selain
mempermudah wisatawan untuk mancari makan atau oleh-oleh juga dapat menambah
pendapatan penduduk sekitar.
Mungkin dengan cara seperti diatas akan
menjadikan Pantai Sine sebagai tempat wisata yang favorite dan banyak
pengunjung.Sehingga dapat menambah ekonomi daerah setempat dan penduduk
sekitar.
Beberapa hari yang lalu warga Pantai Sine
ramai di datangi orang bukan karena mereka mau berpariwisata ke Pantai Sine
melainkan Karena Sirene PALSU.Sebanyak 300 warga di
pesisir Pantai Sine Tulungagung bertahan tinggal di lereng bukit. Mereka
menjadi korban sirine yang dipasang Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang
tiba-tiba berbunyi.
Beberapa hari yang lalu warga di Dusun Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan
Kalidawir, Kabupaten Tulungagung ini tinggal di tenda pengungsian di lereng
bukit sejauh tiga kilometer dari kampung mereka. Warga yang sebagian besar
nelayan ini mengaku takut kembali ke rumah akibat sirine yang dipasang
pemerintah daerah tiba-tiba berbunyi, Jumat, 14 Desember 2012 lalu. Sirine itu
merupakan bagian dari peralatan early warning tsunami yang terpasang di sekitar
perairan pantai selatan Sine.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung Agus Purwanto
mengatakan kepanikan warga ini akibat kesalahan teknis sirine yang tiba-tiba
berbunyi. Meski tidak ada gempa yang terjadi, sirine itu berbunyi sangat kencang
dan menimbulkan kepanikan. "Padahal tidak terjadi apa-apa," katanya,
Kamis, 20 Desember 2012 saat menemui pengungsi untuk meminta pulang ke rumah.
Namun apa lacur, warga yang trauma dengan bencana tsunami di Aceh
memutuskan tetap bertahan di lereng bukit. Hingga hari ini mereka rela hilir
mudik ke laut untuk menangkap ikan di siang hari dan kembali ke pengungsian
menjelang malam. Bersama keluarga dan kerabat, warga pesisir ini tinggal di
tenda terpal milik Puskopad Kodam V/Brawijaya.
Suwarti, salah satu pengungsi mengatakan sebenarnya beberapa warga sudah
berinisiatif turun beberapa hari lalu. Namun mereka kembali berlarian ke lereng
setelah merasakan gempa yang cukup besar yang terjadi di Pacitan. "Kalau
ada tsunami, siapa yang tanggung jawab," katanya dengan yakin.
Keputusan mengungsi ini bukan tanpa sebab. Sepekan sebelumnya, warga di
pesisir Pantai Sine yang memang disinyalir rawan tsunami mengikuti simulasi
penanganan bencana yang diselenggarakan BPBD setempat. Dalam simulasi itu
mereka dilatih skenario penyelamatan diri dengan mengungsi ke tempat tinggi dan
mendirikan tenda.
Alhasil, pelatihan itu benar-benar berhasil. Ketika empat hari usai
pelatihan, sirene tsunami tiba-tiba berbunyi, mereka dengan serentak menerapkan
pelatihan itu. Meski telah berulang kali dibujuk agar pulang ke kampung dan
menjelaskan jika terjadi kesalahan teknis, mereka tetap bertahan.Saat itu
petugas BPBD benar-benar kebingungan mengatasi dampak pelatihan tersebut.